ter inspirasi dari kotbah
Pastor Bima di gereja City Gate tanggal 28 N0vember 2010
dengan sedikit perubahan.
--------------
Seorang teman pernah bertanya, “Coba perhatiin deh, kenapa ya orang-orang hebat di Alkitab, dominan laki-laki?” “Ya karena jaman Alkitab dulu belum ada emansipasi wanita!’ jawab saya sekenanya.
Tak lama kemudian, saya share tentang hal itu kepada seorang teman saya yang lain, yang kebetulan adalah hamba Tuhan. Menurutnya, jawaban saya tidak sepenuhnya salah. Ia membenarkan, bahwa pada masa Alkitab ditulis, dunia sedang berada pada proses dimana diskriminasi kepada wanita masih terjadi. Salah satu contoh yang paling nyata adalah ketika bahkan seorang nabi besar seperti Paulus berkata pada pengikutnya, bahwa para wanita baiklah tinggal dan diam dirumah saja, biarkan laki-laki saja yang mendengarkan ajaran, dan minta lah saja kepada suami-sumai kalian untuk menceritakan kembali dirumah apa yang diajarkan para rasul.
Akan tetapi, bila kita perhatikan lebih dalam, bukan nya sama sekali tidak ada peran wanita di dalam Alkitab. Sebut saja Deborah, yang ditulis di kitab Hakim-hakim, Ester, yang dipilih di dalam Raja-raja, lalu siapa yang tidak mengenal Maria dan Martha? Atau janda miskin yang memberi semua hartanya sebagai persembahan? Dan lain-lain.
Dan dalam editorial kali ini, mari membahas seorang wanita lain, yang dengan dua sifat sederhana namun hebat-nya, mampu membuat surga memandangnya, dan menuliska nama nya di dalam buku kehidupan (Alkitab), yakni RIBKA.
Saya percaya siapa pun orang nya, siapapun nama yang akhirnya di tulis di dalam Alkitab, pasti bukan lah manusia biasa. RIBKA, jelas bukan wanita biasa. Untuk menyegarkan ingatan kita tentang Ribka, silakan buka kembali kitab perjanjian lama, Kejadian 24.
Disana dituliskan bahwa Abraham, sedang mencari menantu baginya, istri bagi anaknya, Ishak. Ia mengutus hamba kepercayaan nya untuk kembali ke tanah kelahiran Abraham untuk mengambil baginya seorang gadis untuk menjadi istri ishak. Abraham sebagai bapa bangsa besar, orang yang diberkati dan dikasihi Tuhan, tentu punya standar tertentu untuk mengambil baginya menantu atau istri bagi anaknya. Syarat yang di inginkan Abraham jelas bukan syarat yang sembarangan. Ia menginginkan seorang wanita yang MAU MENINGGALKAN SEMUA YANG IA MILIKI DI DUNIA, UNTUK MENGIKUT TUHAN.
Maka pergilah hamba tersebut ke tanah kelahiran Abraham, ia latas menunggu di dekat sebuah sumur, dimana gadis-gadis akan datang pada sore hari untuk mengambil air. Dan ia pun berdoa, demikian katanya:
“Bapa, tunjukanlah bagiku seorang gadis, yang apabila aku berkata ‘miringkanlah buyungmu agar aku dapat minum’ akan menjawab, ‘minumlah tuan, dan akupun akan memberi minum bagi unta-untamu’…”
Belum selesai doa hamba itu, maka datanglah Ribka, dan berkata lah si hamba itu kepada Ribka seperti yang ada di doa nya. Lantas jawab Ribka,
"Minumlah tuan, dan akupun akan memberi minum kepada unta-unta mu sampai puas".
Si hamba bersuka cita, lantas katanya,
“Siapa kah engkau? Anak siapakah kau? Adakah pada bapamu rumah dimana aku bisa menginap?”
Ribka pun menjawab,
“Baik jerami, baik makanan, ada pada kami, tempat menginap pun ada”.
Maka pergilah Ribka dan hamba Abraham itu menemui keluarga Ribka.
---------
Ribka LULUS tes pertama. Yaitu tentang mengasihi dan selalu memberi LEBIH dari yang diharapkan manusia ataupun Tuhan.
Akan tetapi tes ini belum sepenyuhnya diselesaikan oleh ribka.
Semalam adanya si hamba menginap dirumah bapa nya ribka dan tiba lah saatnya sang hamba pulang kepada Abraham untuk membawa kabar sukacita tentang calon menantu Abraham yang telah ia temukan.
Namun keluarga Ribka menghalang-halangi hamba itu, katanya,
“Baiklah anak gadis ini tinggal bersama kami barang sepuluh hari lagi dan kau dapat membawanya kepada tuan-mu”
Lantas jawab hamba itu,
“Jangan haling-halangi aku. Lepaslah aku pulang dan lepaslah aku membawa anak gadis ini kepada tuanku”
Lalu jawab ibu Ribka,
“Baiklah kita tanya langsung kepada anak gadis ini, mau kah ia pergi sekarang juga bersama mu”
Maka jawab Ribka,
“MAU”.
---------
Selesai sudah. Ribka LULUS dalam tes menjadi istri Ishak, menjadi menantu Abraham, dan diatas itu semua, menjadi wanita pilihan surga untuk ditulis namanya di buku kehidupan, yakni Alkitab.
Hanya dengan 2 syarat sederhana, yang pertama:
MAU MENINGGALKAN SEMUA YANG IA PUNYA DIDUNIA UNTUK MENGIKUT TUHAN,
dan yang kedua,
MAU SELALU MEMBERI LEBIH DARI YANG DIHARAPKAN MANUSIA ATAUPUN TUHAN.
---------
Ingatkah kita akan orang-orang banyak yang mau mengikut Yesus semasa Ia mengajar? Banyak diantara mereka yang berkata,
“Tuhan, tunggu sebentar, biarlah aku pamit terlebih dahulu kepada keluarga bapaku, dan aku akan mengikut Engkau”
Namun Yesus dengan tegas berkata,
“TIDAK! Apabila engkau mau mengikut Aku, kau harus meninggalkan semua yang kau punya didunia!”
Sebab ada tertulis, apa yang terikat di dunia akan terikat pula di surga, dan apa yang dilepas di dunia akan dilepas padanya di surga.
Ini bukan lah hal yang mudah bagi kita unuk melepas apa yang kita punya, apa yang kita HIDUPI, dengan kata lain melepas apa yang menjadi HAK kita.
Sebagai satu contoh, manusia yang hidup didalam kemarahan, tentu tidak akan mau melepas HAK nya untuk balas dendam.
Tapi Tuhan menurunkan kasih setianya kepada kita yang mau meninggalkan segala perlengkapan duniawi dengan imbalan DITULIS NAMANYA DI BUKU KEHIDUPAN.
Tidak kah itu adil bahkan sungguh luarbiasa bagi kita?